Langsung ke konten utama

Jika Waktuku Tidak Banyak Lagi

Jika waktuku tidak banyak lagi, izinkan aku melakukan hal yang tidak pernah bisa aku lakukan. Izinkan aku untuk menentukan sendiri masa depanku. Izinkan aku untuk bisa bebas seperti burung di alam sana. Izinkan aku untuk mencari jati diriku sendiri. Tanpa kalian campuri, biar saja jika aku jatuh, aku tidak akan menyesalinya, ini sudah menjadi pilihanku. Izinkan aku melakukan itu semua, aku mohon.
Jika waktuku tidak banyak lagi, izinkan aku mencoba menjadi yang terbaik untuk kalian. Mencoba menjadi seseorang yang akan kalian banggakan nanti. Mencoba menjadi seseorang yang akan selalu dikenang saat aku benar-benar sudah tidak ada. Mencoba menjadi seseorang yang memang pantas hadir di hidup kalian.
Jika waktuku tidak banyak lagi, izinkan aku memeluk kalian untuk yang terakhir kalinya. Melepas semua ketakutan yang akan aku hadapi nanti. Menerima kekuatan yang kalian beri. Izinkan aku memeluk kalian sebagai tanda perpisahan. Tapi ingat, aku tidak ingin ada air mata. Peluk aku dengan senyuman terbaik yang kalian punya.
Jika waktuku tidak banyak lagi, izinkan aku bertemu semua orang yang sudah aku sakiti. Izinkan aku untuk berterimakasih dan meminta maaf pada mereka. Atas semua sikapku, semua perkataanku, dan semua hal yang aku lakukan pada mereka. Izinkan aku melakukannya. Aku tahu tidak mudah memang memaafkan gadis tidak berguna ini, tapi akan aku lakukan apapun untuk mereka yang sudah aku sakiti.
Jika waktuku tidak banyak lagi, izinkan aku membangun mimpi yang selama ini hanya mampu aku bayangkan. Jangan menertawai mimpiku, kumohon. Sekali ini saja. Izinkan aku membangun mimpi-mimpiku. Setelah aku pergi, kalian bebas menertawaiku.
Jika waktuku tidak banyak lagi, izinkan aku tertawa tanpa takut menangis setelahnya. Biarkan aku tertawa, biarkan, tapi jangan beri aku tangisan lagi untuk kali ini. Aku sudah lelah menangis. Aku ingin tertawa lepas seperti dulu, saat aku belum mengenal dunia lebih dekat.
Jika waktuku tidak banyak lagi, izinkan aku membuat kalian tertawa untuk yang terakhir kalinya. Izinkan aku untuk membuat Bunda tertawa sebelum aku pergi. Izinkan aku untuk membuat semua orang bahagia sebelum kepergianku. Akan aku cari berbagai cara untuk membuat kalian tertawa.
Jika waktuku tidak banyak lagi, izinkan aku menjadi berharga bagi kalian. Menjadi yang kalian inginkan. Izinkan aku menjadi diriku sendiri tanpa bayang-bayang orang lain. Izinkan aku menjadi sosok nyata di hidup kalian. Bukan hanya menjadi gadis kecil tak berguna seperti sekarang ini.
Jika waktuku tidak banyak lagi, izinkan aku menjadi egois kembali. Aku ingin kalian kembali menyayangiku, menganggapku ada, tersenyum kepadaku, dan memelukku. Aku ingin kalian menyadari kehadiranku lagi. Aku ingin menjadi egois sekali lagi, sebelum aku pergi, sebelum semuanya selesai, sebelum aku tidak bisa lagi memintanya kepada kalian.
Jika waktuku tidak banyak lagi, izinkan aku seperti gadis lain. Aku ingin merasa dicintai seutuhnya. Aku ingin merasakannya. Menjadi seseorang yang spesial dan dicintai. Merasa diperjuangkan untuk pertama dan terakhir kalinya. Bisakah aku seperti gadis lain?
Jika waktuku tidak banyak lagi, izinkan aku membuat kenangan sebanyak-banyaknya bersama kalian. Aku ingin kalian mengenangku sebagai gadis periang, bukan sebagai gadis tidak berguna. Saat aku sudah tidak disini, aku ingin kalian mengenangku dalam senyuman, bukan dalam air mata.
Jika waktuku tidak banyak lagi, izinkan aku menulis sebanyak yang aku bisa. Izinkan aku mengungkapkan semua yang pernah tertahan di hati ini. Tenang saja, aku tidak akan membagi rasa sakitku pada kalian. Aku hanya ingin menyimpannya sendiri, sebagai kenangan.
Jika waktuku tidak banyak lagi, izinkan aku meminta satu permintaan pada kalian. Aku ingin kalian seperti dulu. Aku ingin kalian kembali menjadi kalian yang aku kenal. Aku ingin kehangatan kalian yang dulu kembali lagi. Jangan ada pertengkaran, jangan ada dendam, jangan ada perpecahan. Aku hanya ingin kalian kembali seperti dulu, saat keadaan masih baik-baik saja.

Jika waktuku tidak banyak lagi, izinkan aku berterimakasih sebanyak-banyaknya kepada kalian, kepada semua yang sudah menjadi bagian hidupku. Terimakasih atas semua pelajaran berharga yang kalian beri. Terimakasih atas kekuatan yang sudah kalian bagi. Terimakasih atas semua celotehan-celotehan kecil yang tanpa kalian sadari sudah mampu membuatku berubah. Terimakasih atas semua senyuman yang telah kalian beri. Terimakasih atas semuanya. Tanpa adanya kalian, aku tidak akan menjadi gadis yang seperti sekarang ini. Terimakasih banyak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu Ayah

"Gue gak pernah iri ngeliat orang pacaran mesra-mesraan. Gue cuma ngiri ngeliat Ayah sama anaknya bercanda-bercandaan"- Unknown. Iri? Ya, jelas. Di umur gue yang mulai dewasa ini, perhatian Ayah ke gue semakin berkurang. Berangkat sekolah, ketemu gak lebih dari lima menit. Gue pulang jam setengah 4, Ayah lagi kerja. Malem pas gue belajar, Ayah pulang dan keadaannya lagi cape parah. Jadi, sekarang gue jarang banget bisa ngobrol atau sekedar sharing masalah sekolah ke Ayah. Gue selalu ngiri ngeliat anak kecil yang digendong sama Ayah mereka. Gue selalu ngiri liat seorang Ayah yang nyuapin anaknya. Fyi, gue pernah ngerasain semua itu. lebih tepatnya 9 tahun yang lalu. Gak kerasa ya, gue udah gede. Ayah gak mungkin gendong gue lagi, gak mungkin nyuapin gue lagi, apalagi ngelonin gue tidur. Kalo dibilang kangen, gue selalu jawab banget. Kadang gue kalo lagi kangen suka ngode-ngode gitu ke Ayah. Gue sering bilang, "Yah, suapin dong." atau "Yah, keloniiinn....

Give Me Dare! #2: Keluarga Baru

“If you’re still want people stay in your life. Then, try to care. Look around you! Learn! Only you can change you.” – Southern Eclipse. Pernah merasa takut berada dalam suasana baru? Pernah merasa khawatir mendapat penolakan dalam lingkungan tersebut? Jika iya, itu artinya aku tidak sendiri. Aku selalu takut jika berurusan dengan sesuatu hal yang baru. Aku takut jika nantinya hal tersebut tidak menerimaku dan jika aku diterima, aku takut terlena dengan hal itu kemudian melupakan beberapa hal yang ada di masa lalu. Aku benci saat banyak orang menghakimi tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam diriku. Mereka hanya berucap tanpa mengerti ketakutan yang aku rasakan. Aku tidak seperti mereka, aku berbeda. Aku merasa ada tembok tinggi yang menghalangi kebebasanku untuk melakukan hal yang orang lain lakukan. Dan sepertinya ketakutan itu sudah tertanam kuat di pikiranku. Beberapa lama setelah aku dinyatakan diterima di perguruan tinggi, rasa takut yang aku rasakan semakin be

Tentang Kita, Cerita Kita

“Kamu, tuh, pembohong terbaik di seluruh dunia. Kamu bisa bohong ke semua orang, tapi engga ke aku. Kamu itu rapuh, itu yang bikin aku ada disini buat jagain kamu.” – A.S. Sehebat apapun aku menyembunyikan suatu hal, kamu selalu berhasil mengetahuinya. Membuatku tidak pernah sanggup berbohong kepadamu, termasuk perihal perasaanku. Terkadang aku benci saat kamu bisa membaca semuanya secara tepat, membuatku tidak mempunyai celah untuk berbohong. Kamu selalu bisa membuatku tidak berani menatap mata elangmu itu. Kamu selalu punya cara untuk membongkar semuanya. Tigabelas tahun bukan waktu yang singkat untuk kita. Banyak hal baru yang kita lakukan bersama. Banyak kenangan indah yang kita buat bersama. Banyak kenyataan menyakitkan yang kita rasakan bersama. Dulu, saat keadaan belum sedekat ini, kamu adalah laki-laki pertama yang aku benci di hidupku. Kamu selalu mengangguku saat aku sedang belajar berjalan. Kamu selalu mengangguku saat aku sedang bermain. Kamu selalu saja mengangguku.