“Woy!” Masih ingat dengan sapaan itu? Ya, sapaan yang selalu kamu berikan di awal-awal percakapan kita. Lalu seiring waktu berjalan sapaan itu berganti “Hei!” dan berganti lagi menjadi “Assalamu’alaikum”. Bukan hal yang penting untuk dibahas sebenarnya. Hanya saja aku suka caramu menyapaku. Hanya satu kata tapi mampu membuatku terkesan. Ah, apa-apaan aku ini, berlebihan. Boleh aku bercerita lagi tentangmu? Huh, aku bertanya seakan kamu benar-benar membaca ini. Lupakan soal itu. Kamu mengizinkanku atau pun tidak, aku akan tetap bercerita. Andai kamu tahu, satu juta kata takkan mungkin bisa menggambarkan kamu seutuhnya, karena kamu terlalu, eum, istimewa. Aneh memang, menganggap orang lain istimewa padahal tidak pernah bertemu. Katamu aku bisa berbagi saat aku merasa sedih. Katamu aku bisa berbagi saat aku kalut. Katamu aku bisa meminta apapun padamu selama kamu bisa mengabulkannya. Katamu aku bisa melampiaskan semua emosiku. Namun, pada kenyataannya? Kamu pergi saat aku membutu